ketika di komunikasi, gue mau di kedokteran.
ketika di kedokteran, gue mau di komunikasi.
Enggak ngerti kenapa.
WHY COMMUNICATION?
Kenapa bisa saya memilih komunikasi ketika SNMPTN 2008 karena beberapa orang terdekat saya seperti nurind, anggita, dll menganggap kalau gue pinter bersosialisasi dengan sekitar. Itu kenapa saya memutuskan memilih pilihan ketiga Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad. Kenapa gak UI? Karena saya takut enggak masuk. Komunikasi. Motivasi lain? Karena dulu saya bercita-cita ingin seperti Riyanni Djangkaru atau Ina Ratnati. Siapa yang tak kenal Riyanni Djangkaru? Dia adalah pembawa acara pertama Jejak Petualang. Gayanya yang supel, ramah, dan berani mencoba apa saja membuat saya kagum. Lalu siapa Ira Ratnati? Dimulai dari saya yang tiba-tiba mencintai bulutangkis sejak tahun 2008, saya sering mengikuti perkembangan dunia bulutangkis. Dari Indonesia Open 2008, Uber 2008, Indonesia Open 2009, saya ikuti semua. Saya juga suka baca berita terbaru tentang bultang di www.bulutangkis.com, dan kebanyakan artikel-artikel bulutangkis itu ditulis Ira Ratnati dan Arif Rahman. Menurut saya mereka menyajikan berita olahraga dan menjadikannya menarik untuk dibaca. Oiya, saya nonton IO 2008 sendirian. Enggak ada Poppy atau Anggit yang nemenin gue.
Siang-siang hari Jum`at, naik kopaja dari Tebet. Pas di Kopaja tiba-tiba nyak telepon, “Lagi ngapain, nak? TOnya gimana” saya panik dan akhirnya bohong. “Lagi belajar ma di kosan. Yah, lumayan mam.” Nyak gue mah percaya-percaya aja, tapi Ibu-ibu sebelah gue senyum-senyum. Pas hari itu juga ketemu Greysia Polli dari dekat. Inget banget pas babak klasifikasi hari pertama, dia datang buat nyemangatin temen-temennya. Dan pas keluar gedung banyak yang ngejar dan minta foto. Gue juga ngejar cuma pengen ngeliat dan moto dia dari dekat. Terus kan pas lagi mau ngambil foto, tiba-tiba ada adek-adek kelas gue. Mati awak! Bisa gawat gue yang terkenal sangar-sangar di sekolah ngefans sama pemain bultang, terus pas gue udah mau kabur, gue denger fans-fansnya greys bilang, “ Kenapa di lehernya ada merah-merahnya?” tiba-tiba gue nyeletuk, “Abis dikerokin kali sama pelatihnya”. Waduh, jelas-jelas gue tau pelatih ganda putri itu cowok. Tiba-tiba Greys ngomong, “Siapa yang ngomong tadi?” sambil dia cari-cari. Salah ngomong, gue kabur…. Hiks, gak jadi foto bareng. Pas malem, kira-kira jam 9, gue ikut pindah tempat nonton Nova Widianto/Lilyana Natsir main di lapangan dua. Nah, gara-gara nggak kelihatan, gue + temen” bultang yang baru kenal pindah ke kursi VIP. Jadi akhirnya bisa nonton dengan jelas. Nah, kebetulan gue sebelahan sama cewek. Ini cewek tomboy abis. Pikir gue dia fotografer karena dari tadi moto-moto Nova/Lily di lapangan. Tiba-tiba cewek disebelah gue nyeletuk ke temannya, “Capek banget gue. Lapangan kayak piring, ngeliat raket kayak sendok, kok kayak makanan..” dalam hati,gue ketawa. Hha. Pekerjaan jadi jurnalis emang susah ye.
Kira-kira hari itu gue baru pulang jam setengah sebelas. Balik pulang naik kopaja malam dengan hasil tato-tato stempel IO 2008 di seluruh lengan tangan dari stempelnya security ditambah suara jadi serak karena teriak-teriak ke atletnya. Pulang sampai kosan jam setengah duabelas. Yah, dikunciin kosannya. Akhirnya gue nelpon temen kosan sekamar gue, si Vanie. Akhirnya dia bangun dan bukain pagar buat gue. Padahal besoknya, gue TO SPMB di BTA. Gue enggak belajar.
Beberapa hari kemudian, gue baca lagi www.bulutangkis.com, ternyata bung Arif Rahman cerita itu, dan dalam artikelnya temennya nyeletuk kalimat lucu yang sama yang gue dengerin tadi dan temennya itu Ira Ratnati! OMG, ternyata yang disebelah gue itu Ira! Jurnalis favorit gue! Alamak!
And then, WHY MEDICAL FACULTY?
saya menyukai kegiatan sosial. Makanya saya berpikir, lewat apa ya kegiatan sosial yang lakukan supaya lebih real dan manfaatnya lebih terasa? Ya jadi dokter. Oiya, gue juga jatuh cinta sama orang yang begitu pintar di suatu tempat pas SMA. Dan dia berhasil masuk ke fakultas kedokteran yang kita idam-idamkan selama ini, sayangnya ternyata gue keterima di pilihan ketiga, Fikom Unpad. Orang ini suka banget membicarakan orang yang pernah dia suka selama SMA, gue si denger-denger aja, meski kadang-kadang miris.
Btw, meski background bonyok dua-duanya sama-sama dokter. Tetapi, jujur, sampe SMA gue enggak ada niatan masuk FK. Dulu juga, gw sebenernya lebih cenderung ke ips, pengen ngambil jurusan sejarah. Dari kelas 6 SD sampai kelas 2 SMA, gue selalu terpikir untuk menjadi seorang sejarawan. Beneran, gak boong! Ini cita-cita gue yang paling lama. Sayang sekali, kalo lo-lo pada nganggap sejarah itu susah dan membosankan. Sejarah adalah satu dari beberapa hal yang gue selalu amati selama ini. Selain itu, saya selalu excited dengan menulis, musik. Dan segala yang berbau indah, gue suka banget. Tapi kalo lo tanya gue masalah science, gue juga bisa. Tapi masalahnya otak ini lebih cenderung ke kanan daripada ke kiri. Malas berpikir, karena itu gue gak jadi masuk HMI. Back to topic, sejarah dimata keluarga gue paling-paling jadi tukang jaga museum. Gue mau arkeologi, malah diledekin om-om, paling-paling nanti tugasnya ngeruk-ngeruk tanah buat cari mahluk purba, malahan ketemu bangkai kucing. Kelihatan banget, keluarga gue termasuk cetek dalam menilai arti sejarah, kelihatanlah orang-orang yang begono tidak menghargai sejarah. Cuma dianggap profesi sampah. Padahal lo liat, ada penulis Matatita Sulupratita alias Matatita, alumni sejarah atau arkeologi[gw lupa] UGM, jadi seorang penulis buku terkenal Tales from the road. Siapa lagi? banyak anak sejarah UI kerja sama dengan tim ekspedisi sejarah bersama orang Belanda. Sejarah itu enggak cuma pikiran yang deket-deket museum aja, banyak lapangan pekerjaan kali. Penulis, Guru, tim peneliti, dll.
Dua fakultas ini sangat berarti bagi saya, terutama komunikasi. Pertama kalinya ketemu sama orang-orang yang peduli social lewat KJ21, ketemu temen yang supermirip dan dengan gayahidup nyeleneh kayak gue, tapi bener-bener enjoy. Pertama kalinya seumur-umur, nemu orang yang satu visi sama gue. Dan taukah rasanya bertemu orang yang benar-benar satu visi dan misi hidup? Pertama kalinya gue ngerasa enggak sendirian. Nyaman, tenang, dan bahagia. Perasaan Sekarang? Disini temennya enak, belajar hal baru. Tapi saking rindunya dengan hal-hal yang lalu, saya menutup diri dan lebih memutuskan menarik diri. Oiya, banyak juga yang gue lalui di kedokteran ini. Pengkaderan enam bulan, pelajaran dari setengah 8 sampai jam 5, bertemu teman-teman dari daerah. Sungguh hal yang memorial bagi gue.
Mungkin bener kali ya.
Seharusnya gue ambil aja keputusan gue ketika kelas 3 SMA dimana gue minta rehat setahun sama mama. Gue butuh itu. Karena harusnya dari tenggat waktu itu, gue harusnya mencari apa yang cocok sama gue. Bukannya kehendak mau-mau aja, laper mata dalam milih jurusan kuliah. Tapi nyatanya enggak dikasih ijin. Emang kalo gue rehat juga, ortu malulah.
Nyatanya, gue emang butuh spasi. Spasi untuk mikirin segalanya. Sayangnya, ini udah mau tahun ketiga. Dan disamping itu, gue berpikir kalo gue enggak mau ngejalanin jurusan yang gue inginin. Gue masuk komunikasi karena kepancing omongan teman.. Kedokteran juga karena penasaran.
apa sih maunya gue, HAH?