Nyatanya gue emang selalu butuh spasi dalam hidup.
Spasi untuk jauh dari kata nyata
Hidup dalam keabstrakan dan kepura-puraan.
Gue capek karena kenyataannya gue itu enggak bisa beradaptasi.
Lari dan selalu memberikan waktu pada diri untuk nyaman dalam ketertutupan.
Atau emang gue orang yang seperti itu?
Elo juga sebenernya aktif atau pasif?
Pikiran lo itu jalan. Pakai, jangan sampai ide-ide elo ngendep ketahan dikerongkongan.
Gue tahu gue kritis, tapi ini mulut ini berada di dua kemungkinan.
Mental terlalu cetek atau merasa terlalu layak untuk bicara.
Belajar untuk menyesal jika tidak speak up itu susah.
Tidak hanya itu,
Sebentar-sebentar passion gue meledak, dan tiba-tiba muncul keletoyan hidup.
Enggak ngerti, sungguh enggak ngerti.
Sebenernya apa yang elo kerjain? Mana progress elo, ge?
BULLSHIT, enggak ada.
Perlu diulang? ENGGAK ADA.
Anjis. Yang kelihatan gue kayak orang sok sibuk. Muna banget.
Satu lagi, Ghea.
Kapan elo belajar buat menghargai kelebihan elo?
enggak pernah kan?
Intinya gue mau ngomong :
I hate being my self all the time.
REALLY.
Tentang Nepal, Sebuah Impian yang Terwujud
-
Tahun 2017 lalu, saya menulis postingan ini, intinya saya mau ke Nepal dan
tahun 2019 itu terwujud.
Baca : Tentang Nepal
Bagi saya ini bukan hal biasa W...
4 tahun yang lalu