1 Okt 2010



Sudah pernah mendengar Kangean?

pulau ini pasti terdengar asing untuk orang-orang Sulawesi, bahkan orang Jawa pun kadang tidak mengetahui letak pulau ini. Saya baru saja backpacking dari sana, tepatnya pertengahan Juli lalu. Kangean merupakan pulau yang terletak di sebelah Madura. Pulau Kangean merupakan pulau kecil yang termasuk dalam kabupaten Sumenep, Madura. Kangean terbagi menjadi dua kecamatan, Kangean dan Kangayan.

Untuk mencapai pulau ini, kita bisa memilih dua perjalanan, dengan kapal cepat atau kapal perintis. Hanya butuh tiga jam untuk sampai ke Kangean dengan kapal cepat sedangkan kapal perintis butuh waktu sepuluh jam. Akhirnya saya dan para mbah-mbah memilih kapal perintis, jauh lebih murah dan aman. Aman karena bahan dari kapal perintis tidak seringan daripada bahan pembuat kapal cepat sehingga jika dihantam ombak tidak akan gampang terbalik. Ternyata perjalanan laut ini tidak segampang yang dibayangkan, butuh waktu dua hari untuk sampai di Kangean. Bayangkan dua hari mengapung di laut! Faktor cuaca yang kurang bagus dan jumlah penumpang yang terlalu berlebih membuat nahkoda kapal berpikir dua kali untuk menembus ombak besar. Akhirnya, kapal kami sempat berbalik arah dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya.

Pukul sebelas malam tepat, akhirnya saya tiba di Pelabuhan Batugulu, Kangean. Ini pertama kalinya saya ke Bumi Kangean, tanah leluhur keluarga Madura dari bapak saya. Jelas tujuan saya kesini adalah dua hal, wisata dan silaturrahmi keluarga. Malam itu, saya menginap di rumah adik mbah saya, Mbah Jamal. Rumahnya terletak di Arjasa, pusat kota Kangean. Pagi itu, saya baru mengetahui satu fakta bahwa ternyata Kangean disuplai listrik PLN hanya pada malam hari! Saya mengetahui fakta itu dari saudara saya. tidak hanya Kangean, pulau-pulau kecil disekitarnya juga mengalami hal yang sama bahkan lebih parah, tidak ada listrik! Miris sekali, kita yang berada di kota menikmati segala fasilitas sedangkan di daerah lain begitu kekurangan, terutama kebutuhan dasar seperti listrik.

Tanpa menghabiskan waktu, keesokan harinya, saya habiskan dengan berkeliling ke rumah keluarga untuk silaturrahmi. Tidak hanya itu. Pada hari ketiga, kami berencana pergi ke rumah saudara yang terjauh di Kayuwaru. Kayuwaru merupakan daerah yang terletak 50 km dari timur Arjasa dan terletak di kecamatan Kangayan.

Kami semua pergi menuju Kayuwaru pagi itu. Perjalanan menghabiskan kurang lebih 3-4 jam. Kami menempuh perjalanan dengan mobil pick up dengan kerangka penutup dibelakangnya, mobil yang paling banyak digunakan di Kangean . Sampai di rumah saudara yang kami tuju, kami melanjutkan pergi ke daerah Kangean yang paling ujung. Kami pergi ke daerah Pajenasem, daerah yang paling timur dari Kangean. Dari sinilah, saya bisa melihat Pulau Paliat dari dekat. Laut di sana masih bersih, bisa kita lihat dari warnanya. Biru dan hijau. Dan satu lagi, ini adalah pantai bebas, jadi semua orang bisa menikmati pantai ini tanpa harus bertemu tukang parkir maupun uang tiket masuk. Setelah asyik berfoto-foto di dermaga pantai Pajenasem, kami semua mencari tempat rindang untuk menikmati makanan yang telah dibawa dari rumah. Oiya, makanan yang khas dari Kangean adalah ikan pindang. Kalian harus mencoba ini kalau singgah di Pulau ini! Sedapnya menikmati makanan bersama-sama saudara. Tanpa malu-malu saya nambah makanan terus. Maknyuslah!



Setelah menikmati makan siang di Pajenasem, kami bergegas ke Pantai Patapan. Sebenarnya Pantai Pajenasem dan Patapan itu berada di satu tempat. Pantai Patapan, lebih dekat dengan Pulau Salarangan. Pemandangan dari Patapan lebih menarik daripada di Pajenasem. Dari sini, laut terlihat lebih luas dengan pulau-pulau yang ada disekitarnya. Dari Patapan, saya bisa melihat Pulau Salarangan, Paliat, bahkan Sapeken. Benar-benar indah. Pantainya lebih indah daripada Kuta. Tak heran Kangean dijuluki surga laut terindah di Indonesia. Pasirnya putih dan lautnya benar-benar biru kehijau-hijauan. Saya bahkan tak bisa melepas pandangan saya ke arah lain. Subhanallah! Kalau bukan karena disuruh pulang, mungkin saya sampai malam disitu. Saya penasaran bagaimana kelihatannya sunset dari pantai ini.


Sayangnya, kami harus pulang karena sudah mulai siang karena Mbah Jamal akan mengajak kami ke suatu tempat yang bernama Olbhe’. Olbhe’ merupakan suatu kolam air yang mempunyai mata air yang banyak. Olbhe` terletak di hutan yang sepi. Awalnya saya ragu-ragu untuk ikut mandi ke kolam itu. Akan tetapi, sepupu-sepupu saya membuat saya ngiler dengan berenang kesana kemari, saya akhirnya nyebur juga. Setelah asyik berenang layaknya ikan yang bertemu habitat baru, Mbah Jamal pun menculik kami (lagi) ke tempat wisata lain, Celegung. Namanya yang aneh kan? Cara baca Celegung adalah Celekhung. Celegung sangat ramah dikunjungi orang. Tunggu, apa itu Celegung? Celegung merupakan kolam berenang. Ini bukan kolam renang biasa. Kolam Celegung adalah daerah di luar pantai yang menyerupai seperti kolam, bukan kolam buatan, yang menjorok ke pantai. Dari anak-anak sampai orang tua tak ragu untuk berenang di Celegung. Setelah berenang di Celegung, kita bisa mencoba penthol (bakso) yang berjualan persis di depan Celegung. Rasa? Tidak diragukan lagi, Ajibbbbb ! Boleh saya katakan jangan pernah merasa pernah ke Kangean kalau tidak pernah mencoba penthol Kangean dan tentu saja ikan pindangnya. Hari telah beranjak sore. Setelah lahap menikmati dua porsi penthol bakso, kami kembali ke Arjasa. Hari itu benar-benar sangat menyenangkan bagi saya. Sehari penuh saya jalan-jalan terus!

Seminggu penuh saya telah habiskan untuk mengenal keluarga saya yang berasal dari Madura. Meski, beberapa telah pindah ke Kota Sumenep, Kangean merupakan asal muasal keluarga saya. Orang tua bapak saya, Mbah Kakung dan Mbah Boeriyan, merupakan orang Kangean asli. Setelah berpamitan dengan keluarga besar, dengan berat hati saya kembali pulang ke Sumenep. Saya akan kembali kesini lagi. Bagaimanapun ini adalah tanah leluhur dan saya tidak boleh melupakan asal-usul saya sendiri. Anyway, pengalaman backpacking berharga sekali bagi saya. Banyak hal-hal yang tidak kita bisa dapat dari teori belaka, namun dapat diperoleh dengan melakukan perjalanan. Kamu masih muda dan habiskan masa mudamu dengan melihat dunia yang luas ini. So, try to backpacking and reach more experiences!

*Agustus akhir, ketika masih di Bekasi, saya kaget melihat tajuk dari salah satu harian ibukota yang memuat judul Laut Kangean Tercemar (Republika, ed. 31 Agustus 2010). Kapal minyak MT Gagasan Perak meledak dan mencemari perairan Sapeken. Saya sangat menyayangkan kejadian itu karena wisata bahari Kangean akan tercemar, seperti pantai Pajenasem maupun Patapan yang tak jauh dari Sapeken. Sedangkan untuk memulihkan suatu perairan laut yang tercemar, dibutuhkan konsistensi dan waktu yang sangat lama. Pemerintah harus menunjukkan atensi yang lebih untuk kasus ini, kalau tidak nasibnya akan sama seperti Lapindo, tidak terselesaikan sampai sekarang.

 

Copyright 2010 a piece of mind.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.