26 Feb 2020



Namanya Gilang.
Saya yang memberikan namanya. Alasan dibalik saya menyematkan nama itu pada adik bungsu saya, tidak lain karena orang yang saya kenal yang namanya Gilang, orangnya selalu keren. Sesimpel itu.

Mengingat sejarah kenapa dia bisa lahir, sebenarnya ibu saya yang dokter pun tidak ngeh kalau beliau dalam kondisi hamil. Beliau pikir ini kemungkinan tumor perut. Akhirnya pikiran itu terbantahkan setelah sejawatnya menyarankan untuk test pack. Tidak terduga, positif dua hasilnya. And voila! Empat bulan berikutnya, ibu saya yang berumur 46 tahun fix melahirkan adik laki-laki baru dalam keluarga.


Tak terasa time flies so fast, dia sudah berumur 11 sekarang. Oiya, jarak umur saya yang tertua dengan si bungsu 16 tahun. Dan pagi ini hari pengambilan pengumuman kelulusan SDnya. Jam 6 pagi dia sudah siap-siap mandi dan memakai seragam lengkap. Kami kakak-kakaknya menggembleng dia untuk persiapan belajar menghadapi uan mulai dari bulan-bulan sebelumnya. Sampai kadang saya pernah membawanya jaga di rumah sakit untuk lanjut belajar matematika sampai tengah malam.

Sebentar lagi pukul 8. Kuperhatikan sesekali Gilang mulai mondar-mandir tidak jelas. Tampak dirautnya, dia mulai gelisah. Matanya berkaca-kaca. Saya yang baru pulang jaga keheranan melihat dia begitu. "Gilang! Duduk disini!" Dia duduk disamping saya dengan muka tertunduk. "Kamu nangis?? Jangan cengeng ah laki-laki!!" Tanpa sepatah kata, dia mulai sesugukan. Air matanya keluar. "Lha, kamu kan sudah berusaha, usaha itu tidak akan mengkhianati hasil. Perkara lulus atau nggak urusannya nanti." Dia mulai menengadahkan mukanya keatas, menahan air mata yang lebih banyak jatuh. Cool dan unyu sekali ini adikku. Saya pun menepuk bahunya sambil menenangkannya. "Kamu pasti lulus kok, kamu kan nggak bodoh adek. Sisanya tinggal serahkan sama Allah."
Tak kusangka beban anak SD sekarang begitu berat. Perasaanku dulu kerjaannya main-main karet dan donald bebek saja.

Setelah itu Gina menemaninya pergi ke sekolah. Dia pun sempat spoiler kita-kita di grup keluarga dengan gambar depan amplop kelulusan. Haduh, membuat kami kepo maksimal! Singkatnya, akhirnya si bungsu ini lulus. Tidak tanggung, dengan nilai yang lumayan, 27.9! Berarti rata-rata subjek pelajarannya 9. Wew. Dan dia berhasil masuk SMP favorit di kota bekasi, SMP N 1 Bekasi. Benar-benar tak terduga. Cukup mengherankan karena kerjanya ini anak selama dirumah main game terus, jadi pas tahu nilainya segini, saya cukup terkejut. Ternyata otaknya cukup tokcer.

Setelah pengumuman, tampaknya dia balas dendam. Pagi siang malam main game di hp terus. Bahkan di toilet pun rajin main hp. Arghhh, kelakuan anak zaman sekarang! Dan tak terasa, adikku semakin besar. Umurnya sekarang 13 tahun. Kerjanya sekolah dan main game kalau pulang. Nggak papa, masih kelas 2. Nanti deh, kelas 3 baru kita struggle belajar lagi. Kita coba tembus SMA favorit di Jakarta Timur ya! Love you bro! 


Oiya, tulisan ini ditulis 2 tahun yang lalu.
Saat perasaan gembira dan bangga muncul karena adik saya akhirnya lulus.
 

Copyright 2010 a piece of mind.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.