1 Mei 2013

Hobi saya jalan-jalan. Membicarakan awal mulanya kenapa saya suka traveling, cukup menarik. Tahun 2008, saya dekat dengan satu anak stan lewat friendster (situs jijay jejaring sosial yang dulu booming sejak smp-sma jaman baheula saya). Namanya ‘R’. Kami merasa diri kami cocok dan si R nantangin saya untuk ngajakin ketemuan di Ragunan. Kenapa Ragunan? Daerahnya yang di Tangerang dan saya di Tebet memunginkan kita ngejangkau Ragunan lebih dekat. Daerah pertengahanlah. Akhirnya ketemuanlah. Beberapa pertemuan dan sms ngebuat kita ngerasa ada satu kesamaan. Sama-sama suka tantangan. Dia suka naklukin gunung di sekitaran Jawa dan suka olahraga ekstrem. Saya orang yang paling gak-jelas-mau-kemana, intinya suka ngeluyur. Dan dari situlah, dia kenalin saya novel fiksi tentang perjalanan, judulnya Travelers Tale, Belok Kanan Barcelona. Meski akhirnya saya gak ada hubungan apa-apa sama R, dari buku itulah, minat saya dengan jalan-jalan makin meningkat. Saya baca bukunya Matatita, Trinity yang baru muncul kemudian, serta majalah jalan-jalan yang saya beli setiap bulannya. Saya jadi addicted baca semua buku perjalanan. 

Masuk FK tahun 2009, merasa diri tidak nyaman, bertahan setahun dari pengkaderan FK yang sangat melelahkan, saya punya ide yang impulsif. Hahahaha. Saya pajang gambar Peta Jawa di kamar tidur saya dan berpikir untuk membuat satu perjalanan pulang kampung ke Madura ketika naik tingkat. Saya berpikir beberapa rute yang bisa saya atur sekaligus menuju ke arah pulang. Dan saya mau pulang dengan cara yang unik. Naik kapal! Carilah saya info di internet. Agustus saya nekat pergi naik kapal ke Tanjung Perak. Rute akhirnya acak-acakan : Makassar – Surabaya – Madura – Kangean – Pare - Bromo – Yogyakarta – Jakarta. Satu bulan pas saya ada di jalan. Suer gak kerasa. Sejak itu, saya ketagihan pergi. 2012, saya kembali menguji nyali saya pergi ke Tanah Swarnadwipa alias Sumatera. Sekalian perjalanan silaturrahmi. Tapi akhirnya Cuma dua daerah yang bisa saya pergi Sumut dan Sumbar. 2013, saya sempat membuat diri saya benar-benar capek dengan perjalanan ke Sulawesi Tengah. Sorowako – Kolonedale – Tentena – Poso- Palu. Perjalanan terakhir ini membuat saya kelelahan fisik dan psikis karena semua daerah yang saya lewati sepanjang perjalanan itu HUTAN dan JALANAN RUSAK. Dan akhirnya membuat saya terbawa dalam satu kesimpulan pertanyaan, apa yang sebenarnya saya cari? Kesenangan? Kebebasan? Yang saya dapat lebih banyak capeknya. 

Dan sejak itu saya jadi merasa traveling yang pakai deadline itu membunuh esensi traveling itu sendiri. Kenal orang secara dangkal, mengenal budaya superfisial bahkan mengenal satu tempat hanya sebentar membuat kita sebagai traveler hanya mengenal sisi indah-indahnya atau sisi yang biasanya dilihat saja. Lebih enak kalau kita traveling dengan mengenal lebih dekat tempat yang kita pijak. Hmmm, lain kali saya mau perjalanan berbeda. Mengenal budaya, tempat, dan orang lebih dalam. Tinggal seminggu di satu tempat dan mengikuti alur aktivitas masyarakat setempat. That would be great, I think. Saya cuma akan focus ke satu atau dua daerah, tidak borongan. Capek soalnya. Itulah yang saya lakukan untuk traveling selanjutnya. 

Kemungkinan destinasi saya Semarang, Jepara, dan Karimun Jawa. Travel time : one week after lebaran day. Start from Jakarta.
So, ada yang mau ikut sama saya untuk jalan-jalan berikutnya? Saya serius ngajak orang nih sekarang, yang mau trip bareng, silahkan kontak saya :)
 

Copyright 2010 a piece of mind.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.