30 Mar 2014

'Ide itu penting, tapi bagaimana kita mengekskusi ide itu hal yang paling penting.'

    Suatu intisari dari tulisan Yahoo, membuat saya tersadar, selama ini ide saya terlalu banyak, tidak sedikit ide saya akhirnya tertangkap orang lain dan mereka yang mewujudkannya ataupun hanya sekadar menguap didalam gyrus dan sulcus otak saya. Pribadi saya yang begitu complicated membuat saya menjadi orang yang rajin-malas silih berganti. Kadang begitu koleris, sangat pintar atur-atur. Saya merasa cukup baik mengerjakan tanggung jawab jika diberikan amanah. Baru tersadar, saya hanya bisa maju jika selalu diberi amanah. Kadang saya juga begitu sanguinis, gampang bergaul dengan orang, atraktif, menggila. Kadang begitu plegmatis. Nah, kepribadian plegamatis saya yang membuat ide-ide saya menguap. Kalau malam sampai pagi subuh, otak saya begitu terang untuk membuat ide yang tak terpikirkan orang, mencoba membuat ide mengenai membuat perubahan dengan tangan saya sendiri. Keesokan harinya, saya kemudian terbangun linlung, terlambat, dan melanjutkan rutinitas dengan amat-seperti-mummy. OMG, saya lupa segalanya tentang brillian idea tadi malam. Whoops! It's GONE! 

Pikiran dikepala saya kemarin memacu tiga ide muncul :
  1. COASS daripada capek disuruh absen ke suatu tempat, gimana kalau pake mesin absen finger-print? kan murah tuh..sekarang ada yang satu-jutaan.. (rata-rata sekolah dijkt udah pake beginian pula)
  2. Ide mikir kerjasama bikin cabang es krim papabon, penjual wafel enak, sama kopi jadi satu kafe deket  perintis (deket unhas)
  3. Bikin satu produksi kedai kopi yang ada didalam rumah sakit dengan produk kopi kayak starbucks, tapi  lower level-lah.. kan kebutuhan dokter itu bukan makanan, tapi KOPI. untuk bertahan hidup!

Hahaha, yang pasti ide yang pertama gak mungkin. yang kedua-ketiga butuh dana.. 
Akankah ide itu menguap seiringnya berjalannya waktu? tanpa eksekusi?
 

Copyright 2010 a piece of mind.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.